Dawet ayu Banjarnegara adalah salah satu minuman khas banjarnegara yang tentunya banyak dijumpai di banjarnegara, namun seiring dengan waktu es dawet ayu banjarnegara sudah
dapat dijumpai di berbagai kota di Indonesia, termasuk Jakarta dan
Tangerang. Dawet Ayu Banjarnegara yang sekilas mirip cendol ini
merupakan minuman berbahan dasar tepung beras, disajikan dengan santan
dan gula aren serta es agar membuat sensasi es dawet ayu yang
menyegarkan.
Yang membedakan dawet ayu banjarnegara dengan es cendol adalah
kualitas bahan dasar, kekenyalan dan citarasa dari gula. Dawet ayu
memiliki tekstur lebih kenyal dibanding dengan cendol biasa. Selain
kekenyalan itu, dawet ayu cenderung lebih berbentuk mini stick karena
menggunakan bahan alami.
Dawet ayu terbuat dari perpaduan tepung
beras dan tepung sagu aren. Sedang warna hijau dawet ayu diperoleh dari
sari daun suji dan daun pandan. Sari inilah yang membuat dawet ayu
mempunyai aroma wangi. Saat masih berupa adonan, dawet kemudian disaring
menggunakan ayakan tradisional dengan lubang antara 0,25 hingga 0,5 cm.
Kandungan alami dalam adonan tersebut membuat dawet yang disaring bisa
panjang dan ayu. Rata-rata panjang cendol dawet ayu banjarnegara dapat
mencapai 2 – 4 cm.
Setelah tersaring dan terbentuk, adonan
tersebut dididihkan hingga muncul ke permukaan. Dawet yang masih hangat
ini juga bisa menjadi penanda kualitas dawet ayu. Semakin berkualitas
dawet yang telah dididihkan akan semakin kuat pula aroma wangi daun suji
dab pandannya. Selain itu, kekenyalannya tetap terjaga.
Selain dawet dan santan, bahan lain yang menentukan kualitas dawet ayu banjarnegara adalah gulanya. Gula yang digunakan dalam dawet ayu bukanlah gula merah cair (palm sugar/gula kelapa) melainkan gula aren. Gula ini terbuat dari tetesan nira pohon aren (Arenga pinnata). Aren adalah jenis pohon palem terpenting kedua setelah pohon kelapa (Cocus nucifera).
Gula aren ini selain memiliki rasa manis yang natural, juga berbau
harum. Dalam dawet ayu, gula aren pertama kali harus dicairkan. Setelah
jadi, kemudian dicampur dengan potongan buah nangka atau durian.
Perpaduan dari buah dan gula inilah yang menghasilkan aroma dan rasa
yang khas. Gula inilah yang menjadi penanda pokok perbedaan dawet ayu
dengan es cendol.
Dalam penyajiannya, Dawet ayu banjaenegara biasanya
disajikan dingin dengan menambahkan es batu. Biasanya, selain sebagai
pelepas dahaga, dawet ayu juga digunakan sebagai pendamping makanan
utama, karena itu di beberapa tempat seperti warung makan atau restoran
juga menyajikan menu dawet ayu sebagai menu minuman andalan.
No comments:
Post a Comment