Fenomena Embun Beku (Bun Upas) Dieng


Dieng, dipagi hari di musim kemarau dalam suhu nol Derajat. Butir-butir embun membeku dipucuk rerumputan. Padang rumput yang biasanya hijau berbuah bersepuh putih bagai salju.
embun beku (Bun Upas) di rerumputan
Pemandangan yang Luar Biasa, Terutama bagi Wisatawan yang berkunjung dimusim itu. Udara yang dingin tak menghalangi keinginan beberapa Wisatawan untuk menikmati sensasi saat embun beku itu menggelitik telapak kaki mereka. Konon, berjalan dengan kaki telanjang diatas embun memang bagus untuk kesehatan. Terutama untuk kesehatan jantung. Apalagi sembari menikmati keindahan panorama dan kesegaran udara Kawasan Wisata Dieng yang belum begitu tercemari polusi.
Lain di mata Wisatawan, Persepsi masyarakat terhadap embun beku atau yang masyarakat Dataran Tinggi Dieng menyebutnya 'bun upas' tersebut justru sebaliknya. Bagi masyarakat Dataran Tinggi Dieng , Bun Upas adalah pertanda ada pekerjaan tambahan bagi mereka. Tanaman mereka yang terserang bun upas harus segera diselamatkan sebelum terlambat. 

Ya, Bun upas ibarat musuh  bebuyutan bagi masyarakat Dataran Tinggi Dieng, terutama yang berpencaharian sebagai Petani. Bun Upas tidak baik bagi pertumbuhan daun kentang atau Kol. Hujaman Dingin Bun upas diatas daun-daun tanaman dapat menyebabkan tanaman layu untuk kemudian mengering menjadi kecoklatan.
Biasanya masyarakat menyiasatinya dengan menyiram tanaman tersebut pada pagi-pagi buta sebelum bun upas tersebut benar-benar bereaksi pada tanaman.









No comments:

Post a Comment