Salak Banjarnegara



 Bila anda mengira salak pondoh hanya dihasilkan dari Kabupaten Sleman, maka perkiraan anda keliru. Karena ternyata Banjarnegara, salah satu kabupaten di Jawa Tengah adalah daerah penghasil salak pondoh utama. Di Banjarnegara, luas areal lahan salak pondoh mencapai 8.502 Ha dengan jumlah rumpun produktif ± 12.651.800 pohon. Secara umum sentra perkebunan salak pondoh  berada di Kecamatan Sigaluh, Kecamatan Madukara, Kecamatan Banjarmangu, dan Kecamatan Pagentan. Sekitar 200 hektar diantaranya yaitu di Kecamatan Madukara dan Banjarmangu telah diregistrasi sehingga dapat dijadikan sumber produksi untuk tujuan ekspor. Total produksi salak di Kabupaten Banjarnegara sebesar 193.662 ton per tahun. Produksi salak tertinggi adalah di Kecamatan Madukara (135.958 ton), Kecamatan Banjarmangu (26.522 ton), Kecamatan Pagentan (18.474 ton) dan Kecamatan Sigaluh (5.584 ton). Jenis salak yang dikembangkan ada 2 macam yaitu jenis lokal dan pondoh dengan perbandingan jumlah tanaman 50:50 %. Dengan produksi demikian besar dimana salak pondoh Banjarnegara diperdagangkan? Jawabannya adalah Pasar Jagabela 
Banjarnegara yang dibangun tahun 2009. Di pasar ini salak datang dari beberapa Kecamatan dan pergi ke seantero Nusantara, bahkan mancanegara.  Jakarta, Tangerang, Bandung, Batam, Palembang, Kalimantan, Sulawesi adalah sebagian daerah tujuan salak pondoh Banjarnegara. Untuk ekspor dilaporkan sudah mencapai China dan Singapura. Aktivitas Pasar Salak yang datang dipilah berdasarkan besarannya. Dengan cekatan tangan-tangan pekerja sortir memisahkan berbagai ukuran salak dan memasukannya dalam kotak-kotak yang berbeda.  Selanjutnya salak dibersihkan dari duri-duri kecil dan dimuat dalam keranjang bambu besar. Ukurannya sekitar 70 liter. Mereka yang berminat dapat membelinya dalam satuan keranjang. Pembeli dapat membawa sendiri salak yang dibelinya atau menggunakan jasa angkutan kendaraan pick up atau truk yang tersedia di areal parker pasar. 
Untuk pesanan luar kota, biasanya pembeli dan pedagang melakukan kontak terlebih dahulu untuk menegosiasikan harga dan jenis salak yang diminta, dan akan dikirim pada hari yang ditentukan. Saat panen raya, Oktober hingga Januari, harga salak relatif rendah. Kualitas super dijual dengan harga tiga ribu rupiah per kilogram. Namun bila tidak musim panen raya harga mencapai enam ribu rupiah. Agar tetap dapat memperoleh keuntungan yang layak, beberapa kelompok tani melakukan pengolahan salak menjadi kerupuk dan dodol salak.  





No comments:

Post a Comment